Star Fall effect by Tips Mempercantik Blog

Senin, 26 November 2012

Senin, 26 November 2012



Hari ini, hari ini bebas, tapi suasana nya menyakitkan. Hari ini, tidak ada pelajaran, hari ini pula aku ada tugas yang akan aku kerjakan bersama dengan dia, diruangan ini, mantan ruangan yang pernah aku tempati saat kelas 1. Aku dan dia berencana mengerjakan nya bersama disini. Tapi keadaan berkata lain. Kenapa siih, kenapa,? Belum cukup kah aku kehilangan hati ku yang telah hancur. Hhh,,
Hari ini, saat aku memutuskan untuk mengerjakan tugas, aku di panggil oleh temanku, ya tenyata hanya menanyakan dimana bisa mencari video naruto. Dan juga meminta video nya. Hanya itu saja. Tapi saat aku melihat kearah dia, firasatku mengatakan pasti terjadi lagi. Dan ya, benar saja. Aku buka tas, dan mengeluarkan laptop dan menyalakannya,tapi. Karena tidak enak dengan dia, aku memutuskan untuk menemui dia, dan aku bilang “mau dikerjain kapan?” , dan bukannya berfikiran yang negative ya, tapi bukannya selalu begitu. Entah aku juga tidak bisa mendeskripsikannya seperti apa, tapi jika sudah begitu, pasti, pasti dan pasti saja seperti ini. Setelah bertanya itu, aku diam bersandar di tembok di belakangnya. Beberapa kali dia bilang “udah sana, lagi sibuk juga”. Beberapa kali sampai dia mendorong aku, dan mengarahkan aku ke pintu. Aku diam saja, aku tidak tau aku harus apa, aku juga tidak ingin pergi, tapi dia bersikeras memintaku pergi. Aku masih terdiam di pintu, sampai dia meninggalkan aku dipintu. Aku benar – benar tidak tau apa yang aku rasakan saat itu, tapi yang jelas aku, aku ,,, aku sedihh, dan tiu tidak bisa aku tahan lagi. Tidak bisa menhannya lagi, aku bergegas ke toilet, meluapkan semua kesedihanku disana, aku hanya bisa bersandar di tembok, menatap tembok didepanku. Aku tidak ingat apa yang aku pikirkan, sepertinya aku tidak memikirkan apa2. Dan di situ aku hanya bisa diam, sambila meneteskan air mata. Entah untuk yang ke berapa kalinya aku melakukan itu. Mengangis di sekolah tidak ada di kamusku saat SD ataupun SMP. Tapi itu tidak bisa aku tahan untuk saat ini, keadaan nya berbeda. Ini cukup membuatku sakit, dan aku tidak bisa menahan semua rasa sedih itu, yang hanya bisa aku lakukan hanya lah meluapkannya.
Setelah sedikit lebih tenang, aku hapus semua air mataku, aku kembali menuju tas dan laptop yang aku tinggalkan, ternyata batrai laptop ku habis. Karena tidak bisa aku mainkan, juga aku tidak berfikir untuk memainkannya, karena di saat itu aku tidak tau apa-apa. Yang kulakukan hanya memasukkan laptop ke tas, dan menitipkannya pada temanku. Aku bilang “mih, tolong jagain ya”, dia juga bilang “iya, mau kemana?”. Sambil berdiri aku bilang “ga tau” dan aku berjalan tanpa tujuan di sekolah. Sampai di perempatan korodor, aku baru sadar, aku mau kemana? Kenapa aku berjalan kesini?. Saat itu aku baru ingat, yang ada di pikiranku tadi adalah, aku ingin pergi. Aku ingin pergi dari sini, aku tidak ingin disini. Ya, itu yang aku pikirkan. Karena tidak tau kemana arah tujuanku, aku akhirnya berhenti dan duduk. Perasaan ku saat itu kacau, benar-benar tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Padahal didepanku ada pertandingan yang kalau diingat lagi tadi itu lucu juga. Tapi aku tidak terlalu peduli, aku tidak peduli lagi dengan itu. Samapi saat aku bertemu dengan nanda temanku, dia cerita pun aku kurang begitu mendengarkan. Lalu dia membawa ku kelantai 3 untuk melihat pertandingan tenis meja. Tidak berapa lama, aku ingin mengambil tas ku. Dan aku putuskan untuk turun mengambilnya, sebelum itu aku meminta ke nanda untuk menungguku di suatu tempat. Namun, ternyata aku lebih cepat darinya. Karena aku lama menunggu nya, entah kenapa aku ingin keruangan ini. Ruangan ku dulu saat kelas 1. Ya,, aku sendiri di ruangan ini. Aku mencoba mengerjakan tugas itu, dan ternyata aku masih salah. Hhh,,, apa lagi yang salah. Dan waktu terus berjalan. Sampai tiba saat pulang sekolah. Dan akhirnya hanya aku sendiri yang ada di ruangan ini. Aku yang sedang menulis ini, rasanya  tidak sanggup melanjutkan. Sejenak aku berjalan menuju jendela, aku keluar dan melihat sekitar. Aku mengingat semua kenangan yang pernah ada di kelas ini, diruangan ini. Jujur saja itu semua membuatku sedih bukan main. Kesedihan, yang seakan itu hanyalah sebuah mimpi yang sudah terlewat, mimpi inidah sesaat yang sangat menakjubkan, sebuah mimpi yang sangat menyakitkan buatku jika aku mengingatnya. Kenapa ya aku bilang menyakitkan? Ya karena eantah kenapa setiap aku mengingat nya aku selalu sedih dan menangis, mungkin itu adalah mimpi yang hanya ada sekali. Tidak bukan sekali, tapi pertama kali aku alami. Mimpi yang hebat.
Apa? Apa yang sedang aku pikirkan? Ya,, entahlah. Sesuatu yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata maupun aku tulis. Yang jelas kenapa ini terjadi lagi, aku ,, aku rasanya ingin pergi sejauh mungkin. Jika bisa dibilang ini sungguh, sungguh sangat menyakitkan buat aku. Terakhir aku hanya bersandar di kursi dan mlihat kea wan. Pemandangan dari lantai 2 itu cukup bagus. Tapi tidak bisa menghilangkan rasa sedih ini.

Rabu, 07 November 2012

aku benar-benar bodoh


            BAKA,,
BAKA BAKA BAKA BAKA BAKA, kenapa di saat seperti itu aku hanya bisa diam, kenapa aku tidak bisa mengucap satu katapun. Kenapa bodoh??
Kenapa kamu tidak bisa? Apakah pengalaman masalalu yang bikin begitu. Kau bodoh yuki. Baka BAKA baka… aku benar benar tidak bisa mengucapkan apa-apa, aku tidak seperti dia yang bisa berkata saat akuyang seperti itu.
Aku, aku hanya takut. Aku takut, jika aku bicara, akan seperti itu lagi. Jika aku bicara, dia tidak mau mendengarkan, juga jika aku bicara aku takut akan semakin membuatnya marah. Itu yang selalu aku takutkan, aku hanya takut itu. Ya mungkin karena itulah aku selalu salah. Ya aku harus terima akibatnya. Aku harus terima ini semua.
Terima jika saat-saat itu terulang kembali. Aku hanya bisa menundukan kepala sambil memegangi kenang-kenangan itu. Aaaaaahhhhh,,, chikuso,,
Aku bener – bener bodoh banget. Kenapa aku tidak bisa melakukan itu.
Seandainya masih bisa, aku akan minta maaf sebanyak mungkin. Aku ingin bisa melakukannya, karena ketakutanku ini yang membuat aku tidak bisa.
Aku minta maaf. Sepertinya sudah terlalu sering aku membuat marah. Sepertinya aku tidak pantas lagi untuk di maafkan.