Malam
minggu ini,, di malam gelap nan sunyi. Hanya aku dan dia saja dalam percakapan
kami berdua. Percakapan yang awalnya begitu mengasikkan, namun berakhir dengan
kenyataan yang ternyata membuatku benar – benar menyadari betapa bodohnya aku
saat itu. Seingatku saja, sekilas ku ingin menulisnya, aku ingin mengingat
semuanya, walalupun entah kenapa pada kenyataan nya pun aku, seperti lupa,
seperti tidak ingat percakapan kami malam itu. Walau keesokannya aku masih
sedikit mengingat betapa bodohnya betapa jahat dan kejamnya aku ke mitsu waktu
dulu, saat dia menceritakan itu. Rasanya sedikit menghilang, sedikit terlupakan
entah kenapa. Maka dari itu, sebelum aku melupakan seluruh nya aku ingin
menulisnya sebisa mungkin, dan seingat ku saja.
Malam
itu, perbincangan ku dengan mitsu seperti biasa, membahas hari ini, di
pertemuan kami. Lama kami membicarakan itu. Walaupun aku memang tidak bisa
menceritakan kembali jika soal pertemuan kami itu. Makin seru dan seru, tertawa
bersama, sedikit malu malu dan bercanda.
Sedikit
demi sedikit, malam pun semakin malam, entah mulai dari mana, aku sedikit
membelokkan pembicaraan menjadi menceritakan masalalu. Aku meminta mitsu
menceritakan apa yang dia rasakan. Aku lupa merekam atau tidaknya pembicaaan
itu. Tapi yang jelas mitsu mau menceritakannya. Mendengar ceritanya, mendengar
suaranya, aku,, ya,, entah kenapa terus menerus meneteskan air mata. Sambil terus
mencoba untuk menstabilkan suara ku agar terdengar biasa. Sampai saat dia
bilang kalau dia sudah mengatakan suka kepadaku sebanyak 18 kali, namun terus
saja aku tanggapi biasa. Mendengar itu rasanya aku ingin mati aja deh. Apa lagi
saat dia bilang “kamu ga tau, padahal aku sayang banget sama kamu”. Hhh,, rasa
sedih yang aku tahan akhirnya benar – benar meluap. Sambil sedikit ku tahan, aku
mendengarkannya terus. Aku berusaha menunda rasa sedih itu. Aku berusaha
mengatur nafas aku agar aku tidak terlihat sedih di hadapannya. Aku mendengarkannya,
bagaimana dia begitu tersiksa karenaku, begitu dia tidak berani mengenal cinta.
Sampai dia bisa menerima cinta lagi.
Aku
begitu aku mendengarkan cerita dari mitsu, kini aku tau betapa bodoh , jahat
dan kejamnya aku, begitu tidak berperasaan nya aku ini. Aku sangat
menyakitinya, aku begitu menyiksanya. Sungguh, entah apa yang aku rasakan. Yang
aku tau setelahnya, setelah pembicaraan kami selesai. Setelah telepon itu
tertutup. Aku menangis sejadi-jadinya. Rasa sedih dan bersalah yang aku tahan
sejak tadi, meluap dan aku tidak bisa menahannya lagi. Aku telat menyadari
cinta dan perasaan nya, aku yang memang selalu tidak connect dengan yang
namanya cinta, berakhir menyakiti orang yang sebenarnya aku sayangi, orang yang
berharga buat aku. Entahlah. Rasanya aku kurang mengerti cinta saat itu. Aku tidak
pernah menanggapi yang namanya cinta. Ya, karena aku tidak paham dan selalu
disconnect soal cinta, aku menyakiti orang yang benar2 sayang dengan tulus ke
aku. Aku ga pantes di sayangi, aku ga pantes di cintai. Aku hanya bisa
menyakiti. Selama ini betapa bodohnya aku, beranggapan kalau aku tersiksa
banget kehilangan dia,tapi apa. Setelah aku sadar, aku penggen bener-bener mati
aja kalau gitu. Aku sangat menyakiti mitsu, ngancurin dia, aku,,, aku,, hhh,,
apakah pantes di sayang sama mitsu. Sepertinya engga deh, kenapa mitsu,, kenapa
kamu masih sayang aku. Kamu tau sendiri aku hanya bisa nyakitin kamu. Aku ,,
aku hanya bisa membuatmu sedih dan sedih. Apa yang bisa aku lakukan buat kamu,,
engga ada kan. Aku,, bodoh,, kejam,, ga berperasaan. Maaf mitsu, sungguh saat
aku tau betapa kejamnya aku rasanya ingin mati aja, ga tau kenapa. Aku udah
nyakitin kamu, entah kenapa akamu itu jadi yang sangat amat berharga buat aku. Aku
,, akuuu,,, aku sayang kamu, tapi aku ga bisa berbuat apa-apa untuk bisa bikin
kamu seneng. Itu aja ga bisa, apalagi menggantikan rasa sedih kamu selama ini. Aku
ga bisa. Aku hanya membuatnya sedih dan kesal. Kecewa dan marah. Aku minta
maaf,, sungguh minta maaf.
Sekilas
jika aku mengingat ini, yang ada di kepalaku adalah pertanyaan ini “apakah aku
pantas dengan mu mitsu, aku,, apakah pantas bersama mu? Aku tidak bisa apa-apa”.
Ya hanya itu yang ada di pikirannku
setelah aku tau kenyataan nya, duuhh,, kenapa lagi ini,, kepala aku pusing
kalau aku inget ini. Hhh,, ada2 aja lah kondisi aku yang sekarang ini. Lagi gampang
sakit. Hh,, kayanya harus banyak istirahat dah niih.